Beranda | Artikel
Pengagungan dan Pemuliaan Hamba kepada Allah
1 hari lalu

Pengagungan dan Pemuliaan Hamba kepada Allah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Al-Fawaid. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah TaslimM.A. pada Kamis, 16 Rajab 1446 H / 16 Januari 2025 M.

Kajian Islam Tentang Pengagungan dan Pemuliaan Hamba kepada Allah

Seorang hamba tentu berusaha menumbuhkan dan menyempurnakan kecintaan, rasa takut, dan pengharapan di hatinya kepada Allah. Dengan demikian, ia dapat beribadah kepada Allah dengan sebenar-benarnya, yaitu mengamalkan amalan-amalan yang Allah syariatkan dengan penuh tunduk, disertai kecintaan yang utuh di hatinya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan kepada hamba-hamba-Nya untuk selalu mengagungkan dan memuliakan-Nya dengan sebenar-benar pemuliaan. Di sini, kita akan membaca penjelasan dari Imam Ibnu Qayyim rahimahullah tentang makna memuliakan dan mengagungkan Allah yang Allah perintahkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.

Imam Ibnu Qayyim Rahimahullah berkata:

“Termasuk sebesar-besarnya kedzaliman dan kebodohan adalah ketika engkau meminta atau menginginkan pengagungan dan pemuliaan dari manusia, sementara hatimu kosong dari pengagungan dan pemuliaan kepada Allah.”

Segala kemuliaan dan ketinggian berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang dimusuhi oleh Allah tidak akan mulia, sedangkan orang yang dicintai oleh Allah tidak akan hina. Maka, mustahil seseorang mendapatkan pemuliaan dari manusia jika ia sendiri tidak mengagungkan Allah.

Karena sesungguhnya kamu mengagungkan dan memuliakan makhluk di hadapan mereka, sementara makhluk itu melihatmu tidak mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini jelas bentuk kedzaliman yang besar dan kebodohan yang nyata pada diri seorang hamba. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مَا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا

“Mengapa kamu tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan?” (QS. Nuh [71]: 13).

Ayat ini merupakan teguran dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi orang-orang yang tidak memberikan pengagungan yang semestinya kepada-Nya. Allah juga menyebutkan dalam firman-Nya yang lain:

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ

“Dan mereka tidak memuliakan Allah dengan sebenar-benar pemuliaan.” (QS. Az-Zumar [39]: 67).

Orang-orang musyrik yang disebutkan dalam ayat ini tidak memuliakan Allah dengan sebenar-benar pengagungan. Seandainya mereka mengenal Allah dengan benar, mereka tidak akan menyekutukan-Nya. Mereka menyembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, padahal mereka meyakini bahwa satu-satunya Pencipta, Pelindung, dan Pengatur alam semesta adalah Allah. Hanya Allah yang berkuasa mendatangkan segala kebaikan, memenuhi hajat seorang hamba, serta menjauhkan dari segala keburukan. Jika mereka benar-benar mengenal Allah, mereka tidak akan menjadikan makhluk sebagai sekutu dalam penyembahan dan pengagungan.

Orang yang mengenal Allah dengan sebenar-benarnya akan mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan. Dia akan selalu taat kepada Allah, tidak bermaksiat kepada-Nya, selalu berdzikir, dan tidak melupakan-Nya. Dia juga akan selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak kufur terhadap nikmat-Nya.

Mengenai ayat ini, Al-Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata bahwa makna “Mengapa kamu tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan?” yaitu mengapa kalian tidak memperlakukan Allah sebagaimana perlakuan terhadap orang-orang yang kalian agungkan?

Manusia sering mengagungkan orang-orang yang dihormati dan dianggap memiliki kekuasaan. Mereka memuliakan dan mengagungkan, padahal sebesar apa pun kekuasaan yang dimiliki seseorang tetaplah terbatas. Semua itu hanyalah pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lalu, mengapa Allah, yang memberikan semua itu, tidak kita agungkan dengan pengagungan yang lebih besar dan sempurna?

Imam Hasan Al-Bashri Rahimahullah menafsirkan ayat ini dengan mengatakan, mengapa kalian tidak mengenal hak Allah dan tidak mensyukuri nikmat-Nya?

Hal ini juga dijelaskan oleh Imam Mujahid rahimahullah, seorang tabi’in terkemuka, yang menyatakan bahwa manusia tidak peduli terhadap keagungan dan kemahabesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga mereka berani berbuat maksiat dan melakukan hal-hal yang dimurkai-Nya.

Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma berkata, “Mengapa kalian tidak mengenal pengagungan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala?”

Imam Ibnu Qayyim Rahimahullah menyimpulkan bahwa semua pendapat ulama tentang makna ayat ini kembali kepada satu makna, yaitu: “Jika manusia benar-benar mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya, mereka akan mengenal hak pengagungan kepada-Nya, sehingga mereka pasti akan mentauhidkan-Nya, hanya beribadah kepada-Nya, tidak menyekutukan-Nya, serta selalu taat dan bersyukur kepada-Nya.”

Dengan demikian, ketaatan, semangat untuk menjalankan perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya, semua bergantung pada sejauh mana seorang hamba mengagungkan dan memuliakan Allah dalam hatinya.

Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54887-pengagungan-dan-pemuliaan-hamba-kepada-allah/